CEREBRAL PALSY
Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel
motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif
akibat kelainan atau cacat pada ja- ringan otak yang belum selesai
pertumbuhannya. Walaupun lesi serebral
bersifat statis dan tidak progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron
perifer akan berubah akibat maturasi serebral.
etiologi :
- Prenatal (yang paling sering menyebabkan CP)
- malformasi kongenital (kelainan struktur tubuh karena proses dalam kandungan,kelainan genetik)
- infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin (misalnya: TORCH, atau infeksi virus lainnya)
- radiasi
- asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa, anoksia maternal, atau tali pusat yang abnormal) .
- Natal
- anoksia atau hipoksia
- perdarahan intra kranial
- trauma lahir
- prematuritas
- Post Natal
- Trauma kepala
- infeksi (misalnya meningitis bacterial,abses serebri dll)
- kernicterus (kekuningan) akibat masuknya bilirubin ke ganglia basalis
- shaken baby syndrome
- idiopatik
- cerebral palsy terjadi pada 1-2 dari 1000 bayi
- prevalensi menurut berat badan antara 1,1 neonatus dengan berat lahir >2500gr sampai 78,1 pada bayi dengan berat lahir <1000gr.
- 10 kali ditemukan pada bayi premature
- BBLSR <1500 gram
- kepala kecil (mikrocephali)
- kehamilan letak sungsang
- kejang segera setelah lahir
- kehamilan kembar
- hipertensi dalam kehamilan
- defisiensi iodium
patogenesis
Manifestasi Klinik
gambaran klinik cerebral palsy tergantung dari bagian dan luasnya jaringan otak yang mengalami kerusakan
- Paralisis
- gerakan involunter
- ataksia
- kejang
- gangguan perkembangan mental
- gangguan bicara
- gangguan sensibilitas
1. Tipe spastis atau piramidal
pada tipe ini, gejala yang hampir selalu ada ialah :
- hipertoni (fenomena pisau lipat)
- hiperrefleksi disertai klonus
- kecenderungan timbul kontraktur
- refleks patologis
secara topografi, pembagian distribusi tipe ini ialah sebagai berikut :
* hemiplagia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama
* spastik diplegia. mengenai keempat anggota gerak. anggota gerak bawah lebih berat terkena
* kuadriplegia. mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas lebih berat
* monoplegia. bila hanya satu anggota gerak
* triplegia. apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota gerak bawah.
2. tipe ekstrapiramidal
Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti atetosis, distonia, ataksia. Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retardasi mental. Di samping itu juga dijumpai gejala hipertoni, hiperrefleksi ringan, jarang sampai timbul klonus. Pada tipe ini kontraktunjarang ditemukan, apabila mengenai saraf otak bisa terlihat wajah yang asimetnis dan disantuni.
3. tipe campuran
gejala merupakan campuran kedua gejala diatas, misalnya hiperfleksi dan hipertoni disertai gerakan khorea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar